Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara bersama sejumlah aliansi mahasiswa lainnya menggelar aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan harga BBM subsidi pertalite dan solar. Aksi terpusat di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Kamis (1/9/2022). Koordinator Pusat BEM Nusantara Ahmad Faruuq menyampaikan aksi mereka hari ini membawa sejumlah tuntutan kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo.

Diantaranya, massa menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena akan berefek domino terhadap ekonomi masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Massa juga menuntut Presiden Jokowi untuk mengumumkan bahwa rencana kenaikan BBM subsidi batal dilakukan. Selain itu, para mahasiswa juga meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dalam penyaluran BBM subsidi, serta menindak tegas terhadap penyelewengan penyaluran karena pembengkakan harga BBM terjadi akibat subsidi yang tidak tepat sasaran.

Sebab menurut mereka yang mengacu pada riset BKF, bahwa 60 persen masyarakat kaya menikmati 70,3 persen bbm subsidi. Sedangkan 40 persen masyarakat kalangan bawah hanya menikmati 20 persen dari bbm bersubsidi. “Meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dalam penyaluran BBM subsidi, serta menindak tegas terhadap penyelewengan penyaluran karena pembengkakan harga BBM terjadi akibat subsidi yang tidak tepat sasaran,” kata Faruuq di lokasi.

Selain itu massa juga menuntut pemerintah untuk transparansi distribusi kuota BBM subsidi kepada masyarakat agar tidak mengalami mis subsidi BBM. Massa turut menuntut pemerintah agar dalam waktu dekat segera merumuskan roadmap jangka panjang transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. “Menuntut pemerintah agar dalam waktu dekat segera merumuskan roadmap jangka panjang transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan,” ungkapnya.